Apa yang membuat Anda tampil sebagai kandidat Bupati?
Saya maju bukan
karena target pribadi, melainkan karena dukungan banyak pihak. Bukan hanya dari
partai PKB, melainkan dari teman non partai. Ada yang individu, ada yang atas
nama kelompok. Mereka ingin Temanggung maju lebih cepat dan saya yang didapuk
memegang amanat tersebut. Ini menarik dan membuat semangat. Kata maju,
kemajuan, progress, jelas merupakan impian kita semua. Temanggung yang maju
dalam teknologi, Usaha rakyat menembus pasar nasional dan pasar global melalui
internet. Generasi muda yang cerdas dan kreatif. Petani berdaya. Sedikit orang
miskin, layanan kesehatan yang murah untuk rakyat kecil. Sungguh Indah.
…Generasi muda yang cerdas dan kreatif. Petani berdaya. Sedikit orang miskin, layanan kesehatan yang murah untuk rakyat kecil. Sungguh Indah….
Apa modal Anda?
Modal dasarnya
ialah akal-budi dan moral. Tapi pada wilayah yang konkret, tentu modalnya
berupa dukungan calon pemilih dan nantinya modal tambahan dari non partai. Saya
sudah tanya ke para pendukung saya, “Apa bentuk dukungan Anda sekalian? Mereka
menjawab, partisipasi aktif memenangkan kompetisi pilkada secara fair dan
rasional. Mendengar itu saya terharu. Mereka tahu situasi, dan bagaimana
seharusnya pemerintah kabupaten bertindak. Nah, dari situlah harapan mereka
tumbuh, bukan sekedar memajukan, tetapi maju lebih cepat. Tak terhitung
jumlahnya saya mendengar kata cepat.
Hanya itu modal Anda? Bukankah uang juga butuh,
bahkan banyak?
Uang memang
penting, tapi bukan segalanya. Pilkada itu seperti kegiatan lain. Sekolah butuh
uang, kawinan butuh uang, plesiran butuh uang juga, bahkan sebagian ibadah juga
butuh uang. Shalat memang tidak butuh uang, tapi sesekali juga butuh. Misalnya
saat jumatan kita perlu uang untuk memakmurkan masjid. Zakat juga, tak terkecuali
haji. Tapi bukan uang masalahnya. Mental, niat dan tujuan itu yang harus jelas.
Sebagai orang Islam saya memaknai spirit politik sebagai ibadah. Maksudnya abid, pengadian hablum-mina-nass. Tujuannya berlomba-lomba, kompetisi meraih
kebaikan melalui amanah publik. Jadi, politik itu seperti ibadah haji,
melibatkan badani dan ruhani secara total. Bukan cuma menang-menangan, apalagi
menghamburkan uang. Saya jauh dari pikiran itu.
Katanya justru Anda yang paling siap dengan uang?
Aha….Alhamdulillah
kalau difitnah banyak uang. Enggak lah. Banyak itu berapa sih? Saya orang Jawa
yang ngerti bagaimana seharusnya
berbuat baik itu harus sak madya. Pengalaman pemimpin lain yang celaka
gara-gara main uang sudah jelas. Selain merusak kebaikan sosial, juga merusak
keluarga mereka sendiri.
Menarik, tapi satu hal lagi, apa Anda ingin uang
jadi bupati?
Oh, ya. Memang
saya butuh uang sebagaimana Anda. Tapi kalau ingin kaya jadi bupati, maaf saja,
saya sadar itu bukan tempatnya. Ada tempat lain yang lebih memungkinkan. Ada kata
bijak dari Kanselir Jerman, Angela Markel, yang patut kita hayati, "siapa
pun yang memutuskan untuk mendedikasikan hidup mereka terjun ke politik tahu
bahwa mengumpulkan uang bukanlah prioritas utama.”
Masih ada senior-senior Anda yang akan maju menjadi
Bupati. Tidak takut?
Kok takut? Saya
maju juga tidak sendirian. Teman-teman senantiasa memberi semangat agar saya bahagia.
Urusan publik itu harus dengan hati yang lapang dan ikhlas karena ini merupakan
urusan bersama. Nabi senantiasa membawa kabar gembira kepada orang-orang di
sekitarnya. Saya mencoba meneladani semangat kenabian dengan terus menjaga
komitmen perjuangan politik, mengawal kebijakan pemerintahan agar masyarakat
Temanggung maju lebih cepat.
….Nabi senantiasa membawa kabar gembira kepada orang-orang di sekitarnya. Saya mencoba meneladani semangat kenabian dengan terus menjaga komitmen perjuangan politik….
Cepat dalam hal apa?
Di setiap
bidang harus dilakukan percepatan. Tapi harus jujur dalam masa 5 tahun mungkin
tidak semua bisa dilakukan segalanya. Tapi beberapa bidang seperti pemanfaatan
teknologi tepat guna, pendidikan, kewirausahaan, pertanian dan, infrastruktur
pedesaan, kesehatan, beberapa bidang lain akan saya wujudkan tahap pertahap,
tentu dengan falsafah maju lebih cepat.
Anda menggulirkan kata cepat. Apakah kepemimpinan
selama ini memang lambat?
Dengan
penghormatan yang tinggi kepada Pak Hasyim, saya salut atas banyak hal yang
sudah dilakukan. Justru kata cepat itu untuk melanjutkan sebagian program yang
sudah ditata baik. Ibarat kendaraan yang butuh pemanasan mesin, Pak Hasyim yang
menyetelnya dan berjalan dalam jarak terbatas. Karena beliau sudah ingin
pensiun dan tugasnya telah paripurna, tugas penerusnya adalah melakukan akselerasi
atau percepatan pembangunan di Temanggung, terutama di kawasan pelosok desa.
Beliau saya anggap senior, bapak dan guru politik yang patut diteladani. Saya
dan teman-teman akan merawat hasil kerja Pak Hasyim dan menambahnya dengan yang
belum dilakukan.
Selama ini Anda dikenal sebagai kandidat yang
paling banyak relasi di luar. Bagaimana trik Anda?
Prinsipnya
sederhana. Hidup ini tidak bisa sendirian.Berhasil juga tidak bisa sendiri.
Saya bersyukur banyak teman dan relasi.dan teman-teman di Temanggung, baik
partai maupun non partai, serta para perantau turut membantu saya. Sungguh ini
kebahagiaan tersendiri. Selain nambah percaya diri, juga dimudahkan kerja, juga
banyak ilmu. Saya pun merasa tenang karena banyak orang cerdas yang sangat
berguna untuk mengkritik, memberi saran dan mengontrol sikap politik saya.
Para kiai mendukung Anda?
Oh, ya. Banyak.
Bahkan sebagian dari para ulama itu mendorong saya untuk meneruskan
kepemimpinan Pak Hasyim. Tapi kita tahu, para ulama itu prinsipnya memang tidak
gegabah. Nanti pada saatnya akan terbuka.
Anda kader Islam dari kelompok NU, bagaimana sikap
Anda terhadap pemeluk agama lain?
Saya sadar
urusan keagamaan itu prinsipil, tetapi saya sadar pula kemaslahatan bersama,
keadilan, toleransi dan kebijaksaaan sesuai asas musyawarah itu lebih penting. Benar
bahwa Saya Islam, tapi Islam saya adalah Islam yang membawa rahmatann lil alamin. Dengan saudara non muslim saya juga tidak punya sentimen untuk memusuhi atau menjaga jarak. Islam sudah memiliki ketentutan yang menurut saya tinggal dijalankan saja.Kalau kita berkuasa jangan semena-mena.Dan punya kewajiban melindungi semua golongan.Apalagi negara kita jelas berpijak pada pancasila yang melindungi setiap golongan dan individu.
Terhadap golongan Islam lain seperti Muhammadiyah....?
Ya itu sudah jelas. Sesuai dengan prinsip Islam yang menganjurkan kemaslahatan bersama. Apalagi kalau jadi pemimpin pemerintahan, saya pegang prinsip "tasharruful Imam ala-ra'iyyah manutun bil maslahah", artinya, kebijakan pemimpin atas rakyat, harus didasarkan kepentingan kepentingan umum/rakyat. Buat saya NU itu penting, tetapi lebih penting lagi untuk mewujudkan kemajuan bersama. Muhammadiyah dan juga golongan Islam lain adalah saudara kita semua. Keluarga saya juga banyak yang Muhammadiyah dan kita akur tiada masalah sejak dulu. Urusan publik harus gaul dan dekat serta komunikatif. Jangan besar-besarkan urusan golongan. Mari menyatu, dan bergerak maju lebih cepat.
Terhadap golongan Islam lain seperti Muhammadiyah....?
Ya itu sudah jelas. Sesuai dengan prinsip Islam yang menganjurkan kemaslahatan bersama. Apalagi kalau jadi pemimpin pemerintahan, saya pegang prinsip "tasharruful Imam ala-ra'iyyah manutun bil maslahah", artinya, kebijakan pemimpin atas rakyat, harus didasarkan kepentingan kepentingan umum/rakyat. Buat saya NU itu penting, tetapi lebih penting lagi untuk mewujudkan kemajuan bersama. Muhammadiyah dan juga golongan Islam lain adalah saudara kita semua. Keluarga saya juga banyak yang Muhammadiyah dan kita akur tiada masalah sejak dulu. Urusan publik harus gaul dan dekat serta komunikatif. Jangan besar-besarkan urusan golongan. Mari menyatu, dan bergerak maju lebih cepat.
Bagaimana Anda menilai kandidat lain, seperti Pak
Bambang Soekarno, Budiarto, Bambang Arohman misalnya?
Pilkada ini
ajang kesempatan rakyat untuk menilai. Biarlah rakyat yang menilai. Saya
menyukai kompetisi supaya rakyat secara sadar memilih yang terbaik.[]
siap
BalasHapussiap
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus