Pesantren,
Maju Cepat di Jalan Islami
Ada
158 lembaga pendidikan keagamaan di Temanggung. Sebagian disebut
Pondok-Pesantren, sebagian lagi disebut majelis taklim, sebagian lagi disebut
Taman Pendidikan Al-Quran. Lembaga ini dibedakan dengan sekolah umum, dan
berbeda pula dengan lembaga kemadrasahan.
Sebuah
institusi pendidikan, apalagi jika itu mengajarkan pendidikan keagamaan tentu
sangat penting kedudukan dan perkembangannya.
Dengan total jumlah siswa 5.462
santri putra dan 5.084 santri putri sungguh ini merupakan aset bangsa dan
masyarakat yang sangat berharga.
Lembaga
non formal ini bukan saja berperan menyebarkan ajaran agama, melainkan harus
dilihat lebih substansial sebagai basis kegiatan kultural masyarakat dari
golongan Islam yang kita tahu sudah mengakar di masyarakat.
Ada
nilai lebih pada setiap pesantren dengan keunikannya masing-masing. Ada banyak
nilai yang terkadang diabaikan tetapi sangat dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Di antara peranan alumni-alumni pesantren ialah
kemampuannya mengurus kebutuhan spiritual dan sosial sekaligus.
Ada
keluarga punya anak, kebutuhan pemimpin doa dan pemimpin acara adalah alumni
pesantren. Ada keluarga yang hajat pernikahan, alumni pesantren yang berada di
depan. Ada orang meninggal yang memimpin upacara juga dari alumni pesantren.
Bahkan untuk urusan-urusan sosial lain, alumni pesantren sangat berperan untuk
harmoni keluarga. Sebagai contoh saat ada konflik keluarga, para kiai atau guru
ngaji bisa membantu menyelesaikan. Bahkan ketika ada konflik antar masyarakat,
para kiai bisa memainkan peranan untuk mendamaikan.
Itu artinya peranan alumni pesantren di
masyarakat memberikan kontribusi luar biasa bagi negara. Yang seharusnya urusan
sampai ke wilayah negara, penyelesaiannya sering tuntas tanpa harus merepotkan
aparat negara.
Adapun
soal teroris terkait dengan agama, tak usak pelik-pelik dikaitkan. Lembaga
agama (pesantren, atau majelis taklim) , tidak memiliki karakter untuk mendidik
generasi menjadi ekstremis. Ekstremisme itu sikap berlebihan, sementara tradisi
pesantren menjauhkan dari tata nilai ekstrem tersebut.
Maju
terus pesantren di Temanggung. Sekalipun jumlahnya tak sebanyak di Kabupaten
lain, tetap harus dimajukan dengan tetap memberikan independensi pengembangan
di masing-masing pesantren, sesuai kemampuan dan arah yang dikembangkan para
pengasuhnya.
Kemajuan
pesantren harus berpijak pada tradisi penguatan lokalitas sebagaimana spirit
dasarnya untuk melahirkan generasi yang toleran, gaul dan tidak ekseklusif
apalagi elitis. Jika pesantren tersebut memiliki potensi berkembang dengan
agribisnis, maka perlu didorong untuk agribisnis. Jika pesantrennya memiliki
potensi untuk wirausaha, maka perkembangannya perlu didorong ke arah
kewirausahaan. Demikian seterusnya.
Dengan
peningkatan jumlah pesantren dari tahun ke tahun, kita harapkan muncul
peningkatan kualitatif; agar generasi muda Islam ini maju lebih cepat dan tetap
bersandar pada garis ke-Islaman yang membumi dengan sejuta manfaat yang bisa
dipetik masyarakat.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar