Kemajuan Cepat model Fuad Hidayat

DARI rangkaian perjalannya menggalang jaringan yang semakin luas, Fuad memang memiliki program yang jelas di banding kandidat lain.  Tak heran jika kemudian banyak masyarakat sudah percaya Fuad merupakan salahsatu kandidat terkuat saat ini.  Berikut wawancara Mukidi dengan Fuad Hidayat:

Apa yang membuat Anda tampil sebagai kandidat Bupati?

Saya maju bukan karena target pribadi, melainkan karena dukungan banyak pihak. Bukan hanya dari partai PKB, melainkan dari teman non partai. Ada yang individu, ada yang atas nama kelompok. Mereka ingin Temanggung maju lebih cepat dan saya yang didapuk memegang amanat tersebut. Ini menarik dan membuat semangat. Kata maju, kemajuan, progress, jelas merupakan impian kita semua. Temanggung yang maju dalam teknologi, Usaha rakyat menembus pasar nasional dan pasar global melalui internet. Generasi muda yang cerdas dan kreatif. Petani berdaya. Sedikit orang miskin, layanan kesehatan yang murah untuk rakyat kecil. Sungguh Indah.
 …Generasi muda yang cerdas dan kreatif. Petani berdaya. Sedikit orang miskin, layanan kesehatan yang murah untuk rakyat kecil. Sungguh Indah….
 Apa modal Anda?
Modal dasarnya ialah akal-budi dan moral. Tapi pada wilayah yang konkret, tentu modalnya berupa dukungan calon pemilih dan nantinya modal tambahan dari non partai. Saya sudah tanya ke para pendukung saya, “Apa bentuk dukungan Anda sekalian? Mereka menjawab, partisipasi aktif memenangkan kompetisi pilkada secara fair dan rasional. Mendengar itu saya terharu. Mereka tahu situasi, dan bagaimana seharusnya pemerintah kabupaten bertindak. Nah, dari situlah harapan mereka tumbuh, bukan sekedar memajukan, tetapi maju lebih cepat. Tak terhitung jumlahnya saya mendengar kata cepat.

Hanya itu modal Anda? Bukankah uang juga butuh, bahkan banyak?
Uang memang penting, tapi bukan segalanya. Pilkada itu seperti kegiatan lain. Sekolah butuh uang, kawinan butuh uang, plesiran butuh uang juga, bahkan sebagian ibadah juga butuh uang. Shalat memang tidak butuh uang, tapi sesekali juga butuh. Misalnya saat jumatan kita perlu uang untuk memakmurkan masjid. Zakat juga, tak terkecuali haji. Tapi bukan uang masalahnya. Mental, niat dan tujuan itu yang harus jelas. Sebagai orang Islam saya memaknai spirit politik sebagai ibadah. Maksudnya abid, pengadian hablum-mina-nass. Tujuannya berlomba-lomba, kompetisi meraih kebaikan melalui amanah publik. Jadi, politik itu seperti ibadah haji, melibatkan badani dan ruhani secara total. Bukan cuma menang-menangan, apalagi menghamburkan uang. Saya jauh dari pikiran itu.

Katanya justru Anda yang paling siap dengan uang?
Aha….Alhamdulillah kalau difitnah banyak uang. Enggak lah. Banyak itu berapa sih? Saya orang Jawa yang ngerti bagaimana seharusnya berbuat baik itu harus sak madya. Pengalaman pemimpin lain yang celaka gara-gara main uang sudah jelas. Selain merusak kebaikan sosial, juga merusak keluarga mereka sendiri.

Menarik, tapi satu hal lagi, apa Anda ingin uang jadi bupati?
Oh, ya. Memang saya butuh uang sebagaimana Anda. Tapi kalau ingin kaya jadi bupati, maaf saja, saya sadar itu bukan tempatnya. Ada tempat lain yang lebih memungkinkan. Ada kata bijak dari Kanselir Jerman, Angela Markel, yang patut kita hayati, "siapa pun yang memutuskan untuk mendedikasikan hidup mereka terjun ke politik tahu bahwa mengumpulkan uang bukanlah prioritas utama.”

Masih ada senior-senior Anda yang akan maju menjadi Bupati. Tidak takut?
Kok takut? Saya maju juga tidak sendirian. Teman-teman senantiasa memberi semangat agar saya bahagia. Urusan publik itu harus dengan hati yang lapang dan ikhlas karena ini merupakan urusan bersama. Nabi senantiasa membawa kabar gembira kepada orang-orang di sekitarnya. Saya mencoba meneladani semangat kenabian dengan terus menjaga komitmen perjuangan politik, mengawal kebijakan pemerintahan agar masyarakat Temanggung  maju lebih cepat.
 ….Nabi senantiasa membawa kabar gembira kepada orang-orang di sekitarnya. Saya mencoba meneladani semangat kenabian dengan terus menjaga komitmen perjuangan politik….
 Cepat dalam hal apa?
Di setiap bidang harus dilakukan percepatan. Tapi harus jujur dalam masa 5 tahun mungkin tidak semua bisa dilakukan segalanya. Tapi beberapa bidang seperti pemanfaatan teknologi tepat guna, pendidikan, kewirausahaan, pertanian dan, infrastruktur pedesaan, kesehatan, beberapa bidang lain akan saya wujudkan tahap pertahap, tentu dengan falsafah maju lebih cepat.

Anda menggulirkan kata cepat. Apakah kepemimpinan selama ini memang lambat?
Dengan penghormatan yang tinggi kepada Pak Hasyim, saya salut atas banyak hal yang sudah dilakukan. Justru kata cepat itu untuk melanjutkan sebagian program yang sudah ditata baik. Ibarat kendaraan yang butuh pemanasan mesin, Pak Hasyim yang menyetelnya dan berjalan dalam jarak terbatas. Karena beliau sudah ingin pensiun dan tugasnya telah paripurna, tugas penerusnya adalah melakukan akselerasi atau percepatan pembangunan di Temanggung, terutama di kawasan pelosok desa. Beliau saya anggap senior, bapak dan guru politik yang patut diteladani. Saya dan teman-teman akan merawat hasil kerja Pak Hasyim dan menambahnya dengan yang belum dilakukan.

Selama ini Anda dikenal sebagai kandidat yang paling banyak relasi di luar. Bagaimana trik Anda?
Prinsipnya sederhana. Hidup ini tidak bisa sendirian.Berhasil juga tidak bisa sendiri. Saya bersyukur banyak teman dan relasi.dan teman-teman di Temanggung, baik partai maupun non partai, serta para perantau turut membantu saya. Sungguh ini kebahagiaan tersendiri. Selain nambah percaya diri, juga dimudahkan kerja, juga banyak ilmu. Saya pun merasa tenang karena banyak orang cerdas yang sangat berguna untuk mengkritik, memberi saran dan mengontrol sikap politik saya.

Para kiai mendukung Anda?
Oh, ya. Banyak. Bahkan sebagian dari para ulama itu mendorong saya untuk meneruskan kepemimpinan Pak Hasyim. Tapi kita tahu, para ulama itu prinsipnya memang tidak gegabah. Nanti pada saatnya akan terbuka.

Anda kader Islam dari kelompok NU, bagaimana sikap Anda terhadap pemeluk agama lain?
Saya sadar urusan keagamaan itu prinsipil, tetapi saya sadar pula kemaslahatan bersama, keadilan, toleransi dan kebijaksaaan sesuai asas musyawarah itu lebih penting. Benar bahwa Saya Islam, tapi Islam saya adalah Islam yang membawa rahmatann lil alaminDengan saudara non muslim saya juga tidak punya sentimen untuk memusuhi atau menjaga jarak. Islam sudah memiliki ketentutan yang menurut saya tinggal dijalankan saja.Kalau kita berkuasa jangan semena-mena.Dan punya kewajiban melindungi semua golongan.Apalagi negara kita jelas berpijak pada pancasila yang melindungi setiap golongan dan individu.

Terhadap golongan Islam lain seperti Muhammadiyah....?
Ya itu sudah jelas. Sesuai dengan prinsip Islam yang menganjurkan kemaslahatan bersama. Apalagi kalau jadi pemimpin pemerintahan, saya pegang prinsip "tasharruful Imam ala-ra'iyyah manutun bil maslahah", artinya, kebijakan pemimpin atas rakyat, harus didasarkan kepentingan kepentingan umum/rakyat. Buat saya NU itu penting, tetapi lebih penting lagi untuk mewujudkan kemajuan bersama. Muhammadiyah dan juga golongan Islam lain adalah saudara kita semua. Keluarga saya juga banyak yang Muhammadiyah dan kita akur tiada masalah sejak dulu. Urusan publik harus gaul dan dekat serta komunikatif. Jangan besar-besarkan urusan golongan. Mari menyatu, dan bergerak maju lebih cepat.

Bagaimana Anda menilai kandidat lain, seperti Pak Bambang Soekarno, Budiarto, Bambang Arohman misalnya?
Pilkada ini ajang kesempatan rakyat untuk menilai. Biarlah rakyat yang menilai. Saya menyukai kompetisi supaya rakyat secara sadar memilih yang terbaik.[]

3 komentar: