Strategi Memajukan Desa (1)

Menjadikan Desa sebagai Sumber Kesejahteraan.
Bincang Program bersama Fuad Hidayat

DESA merupakan pilar kesejahteraan terbaik bagi warga. “Banyak sumber penghidupan yang baik dari bumi pedesaan sehingga desa harus diperhatikan,” ujar Fuad Hidayat saat menemui beberapa tamu dari warga masyarakat di rumahnya, di Krawitan Candiroto awal Januari 2013 lalu.

Kandidat Bupati Temanggung ini mengatakan, sampai saat ini pemerintah di Indonesia memiliki kelemahan karena kurang serius menggarap desa sebagai sumber kesejahteraan hidup. “Kalau desa dikelola secara baik, yaitu secara partisipatif dan penuh kreativitas, pastinya potensi lokal bangsa tidak hanya mensejahterakan keluarga desa, melainkan juga memberi sumbangan kesejahteraan orang kota.”
Menurut Fuad, selama ini masyarakat dan pejabat sering keliru meletakkan problem pedesaan semata karena minim anggaran. “Benar bahwa anggaran itu penting dan kita memang sangat kurang, tetapi,  kalau yang dipikirkan hanya kekurangan anggaran, bisa menjebak kita berlaku pragmatis sekadar berburu anggaran. Seolah-olah kalau tidak ada anggaran lantas kita tidak bisa maju."
Fuad menawarkan cara pandang baru, bahwa aggaran itu penting, tetapi lebih penting lagi bagaimana kita mampu mengelola anggaran secara tepat sehingga efektif untuk kemajuan dan kesejahteraan warga. Banyak anggaran yang turun toh tidak senantiasa menjamin kemajuan. Terdapat fakta pula banyak yang minim anggaran tetapi pada kenyataannya pembangunan bisa maju. Menurutnya, “Kita harus memiliki cara pandang (paradigma) sebagai subjek gerakan pembangunan bersama. Partisipasti lokal harus dimaksimalkan. Atau memakai spirit Bung Karno, kita harus memaksimalkan gotong-royong untuk memajukan masyarakat desa.”
Mengapa demikian? “Banyak kekayaan desa yang nilainya lebih besar daripada anggaran sebesar apapun. Kekayaan sumber daya alam di setiap desa sangat bagus. Selagi ada ada kemauan dari pemerintah untuk menggali dan mengolah potensinya.
Fuad mengambil contoh, ubi jalar, singkong, hingga tanah lempung bisa jadi sumber daya ekonomi yang baik. Hasil riset tanaman oleh peneliti asal Temanggung Dr. Nur Richana, yang bekerja di Balai Besar Penelitian Pascapanen Bogor misalnya, sangat membanggakan. “Saya mendapatkan buku karya Dr. Nur Richana dari Gramedia. Setelah membaca bukunya tentang gulang singkong dan potensi umbi-umbian Indonesia, ternyata luar biasa jika dikelola secara maksimal. Buku tersebut mampu menjawab persoalan untuk urusan ekonomi dari sumber pangan pedesaan.”
"...aggaran itu penting, tetapi lebih penting lagi bagaimana kita mampu mengelola anggaran secara tepat sehingga efektif untuk kemajuan dan kesejahteraan warga..."
Adapun soal lempung menurut Fuad juga memiliki potensi karena di Temanggung banyak lempung yang bagus. “Belum lama ini, seorang peneliti, Is Fatimah dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta mendapat pengakuan dari dunia internasional sebagai peneliti lempung Indonesia yang mampu membuktikan lempung sebagai bahan baku sel surya serta keramik antibakteri, dan lain sebagainya. Nah, hasil riset seperti itu harus apresiasi. Ilmuwan meneliti, pemerintah mengeksekusi,” paparnya.
Ke depan, Pemda Temanggung menurut Fuad, selain harus terus berusaha melakukan pembangunan infrastuktur, juga harus lebih apesiatif terhadap sumberdaya ekonomi lokal. Penyuluhan pola tanam harus dimajukan, pemberdayaan pupuk lebih kreatif, pengelolaan pasca panen dengan tradisi baru untuk mengolah produk pertanian lebih memiliki nilai jual.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar