Menyambut Tahun Baru Bersama Pemimpin Baru

Siaran Pers Aksi Simpatik
 “Menyambut tahun Baru (2013)
Bersama Pemimpin Baru”
Tahun 2013 telah tiba. Perubahan tahun merupakan momentum terbaik bagi kita untuk mengevaluasi perjalanan hidup setahun sebelumnya dan mencanangkan rencana dan sikap hidup yang lebih baik di tahun selanjutnya.

Kewirausahaan lokal berbasis internet


Belakangan ini wacana memperkuat ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan internet semakin santer. Perkembangan dari kota-kota besar mengabarkan kenyataan, bahwa terdapat banyak wirausahawan yang bisa mengandalkan bisnis dari transaksi internet. Istilah marketing-online kemudian banyak digandrungi masyarakat.
Hal seperti itu tentu bukan semata tren musiman mengingat dunia bisnis online telah berkembang cukup lama, paling tidak sejak era 2004 di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, lalu berkembang ke beberapa negara maju Asia seperti Jepang, Taiwan, Korsel, Singapura pada tahun 2006.

Mendorong karakter wirausahawan



Beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Boediono menyebutkan, jumlah wirausahawan di Indonesia masih kecil. Ia mengambil data dari Badan Pusat Statistik Nasional, bahwa jumlahnya hanya 1,56 % dari jumlah penduduk. Angka ini jauh lebih kecil dibanding Malaysia ( 4%) Thailand (4,51%) dan Singapura (7,2%).
Mengapa rendah? Wapres katakan karena ada enam masalah. Pertama, penegakkan hukum, kedua pertumbuhan makro ekonomi yang stabil, ketiga masalah infrastruktur, keempat regulasi, kelima layanan finansial, dan keenam, tenaga kerja.

Deskripsi 7 Program Andalan Fuad Hidayat



"Agar perut rakyat terisi, kedaulatan rakyat perlu ditegakkan. Rakyat hampir selalu lapar bukan karena panen buruk atau alam miskin, melainkan karena rakyat tidak berdaya.
-Mohammad Hatta (1902–1980), proklamator RI".

Simak satu persatu uraian program Fuad Hidayat berikut ini:

Lebih dekat dengan Fuad Hidayat


Pelopor Perubahan untuk Kebangkitan Temanggung
 FUAD HIDAYAT. Nama yang tidak asing lagi di Jawa Tengah. Ia putra asli Temanggung, lahir di desa krawitan, Candiroto, 1 Januari 1976. Anak desa dari keluarga muslim taat. Ayahnya, H. Mohammad Rodli, seorang guru agama, dan ibunya Hj. Sri Iswati. Hidup dalam lingkungan keagamaan yang ketat dan peduli pendidikan serta urusan sosial. Orangtuanya selalu mengharapkan Fuad mendapat pendidikan yang tinggi. Saking ketatnya, Fuad didorong untuk mandiri dan tidak boleh cengeng.

Opini Fuad Hidayat di Koran Jurnal-Nasional

Pancasila, Karakter dan Prokemajemukan
Jurnal Nasional | Rabu, 12 Dec 2012
Fuad Hidayat
Intelektual Muda NU. Mahasiswa Program Doktoral Administrasi Publik Universitas Diponegoro Semarang.
BELAKANGAN ini, diskursus tentang penggalian nilai dan penyebarluasan gagasan Pancasila semakin menguat. Setelah melihat perkembangan dua tahun terakhir ini, ternyata latar-belakang kemunculannya setidaknya berasal dari dua hal. Pertama, dari fakta sosiologis; karut-marut Indonesia dengan segenap kompleksitas persoalan hidup.

Parakan: Diplomat Roem dan Mbah Subkhi


Refleksi sejarah Fuad Hidayat
Parakan. Kota tua, keramaian yang ajeg, deretan toko pecinan, hilir-mudik kesibukan masyarakat muslim. Setiapkali berada di Parakan, atau sekadar lewat, saya selalu punya pandangan khusus terhadap situasi di sana.
Kehidupan di Parakan memiliki ciri-khusus karena antara modernitas dan tradisionalitas berkawin mesra sehingga

Persitema, Maju Lebih Cepat

-Renungan Fuad Hidayat tentang Persitema
Kita harus jujur pada diri sendiri bahwa masuknya Persitema (Persatuan Sepakbola Temanggung) dalam divisi II karena akibat konflik di tingkat pusat antara PSSI dan KPSI. Kita juga harus jujur bahwa starting eleven atau tim inti Persitema didominasi dari pemain-pemain dari luar Temanggung.
Apa artinya ini? Apakah wong asli manggung ndak bisa bal-balan blas?
Atau kita tidak percaya diri pada kemampuan sendiri?

7 Dosa Sosial Menurut Mahatma Gandhi


1. Kekayaan tanpa kerja
2. Kenikmatan tanpa nurani
3. Ilmu tanpa kemanusiaan
4. Pengetahuan tanpa karakter
5. Politik tanpa prinsip
6. Bisnis tanpa moralitas
7. Ibadah tanpa pengorbanan




Bupati Berperikemajuan


SUARA MERDEKA WACANA
04 Desember 2012
Bupati Berperikemajuan
Oleh Muhamad Amin
 Muhamad Amin SAg, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Temanggung 
Setelah DKI Jakarta, disusul Jawa Barat, tak lama lagi pesta demokrasi akan menuju Jawa Tengah. Pada 26 Mei 2013, Pilgub Jateng digelar bersamaan waktunya dengan penyelenggaraan Pilbup Kudus dan Temanggung. Penulis memilih Temanggung sebagai bahan wicara, selain alasan domisili juga karena merasakan betul denyut nadi perkembangan politik lokal yang harus diungkap ke ruang publik sebagai bagian penting membaca realitas.

Kenangan Pendopo dan Kisah Bupati Cokro


Raden Mas Adipati
Ario Tjokro Adikoesoemo
Setiapkali saya melintas di depan Pendopo Pengayoman Temanggung, Jawa Tengah, pikiran saya tertambat pada kisah sejarah fenomenal di masa lalu, yaitu kisah tentang Bupati Temanggung, Cokro Adikusumo, yang aktif mendirikan organisasi Sangka Purnama. Di dalam novel Bumi Manusia, karya Pramoedya Ananta Toer, istilah ini ditulis sebagai Sasangka Purnama.
Apa itu ?
Ialah organisasi perkumpulan para bupati yang memiliki tujuan memperluas pendidikan di kalangan Bupati, atau dulu dikenal dengan studi fonds. Tepatnya tanggal 27 Maret 1905, berdirilah organisasi berbentuk perkumpulan tersebut.
Organisasi Sangka Purnama ini meluas di pulau Jawa, dan pada perkembangan selanjutnya menjadi basis kekuatan organisasi modern pertama di Indonesia, Perkoempoelan Boedi Oetomo.

Hormatku untuk Munir


Tanggal 8 Desember bulan ini merupakan kenangan untuk Munir. Selain hari kematiannya pada 7 september 2004 silam, ulang tahun munir juga memiliki nilai sejarah tersendiri. Andai ia masih hidup, sekarang usianya 47 tahun.
Munir, bagi saya, Ia seorang anak bangsa yang luar biasa hebat. Sebagai mahasiswa dan aktivis di Semarang, saya pun merasa ikut “dekat” di hati karena Munir pada awal-awal saya kuliah di Undip tahun 1996, Munir merupakan aktivis Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Semarang. Kala itu belum terlalu terkenal.

Sikap K.H. Nasucha Usman Parakan

Jumat, 30 November 2012 lalu, Fuad Hidayat bersama rekan-rekannya menemui Ulama terkemuka, K.H Nasukha Usman, di Jetis Parakan.
Mbah Nasukha, demikian nama akrabnya, dulu, tahun 2008, memang jauh-jauh hari terang-terangan mendukung Hasyim Afandi sebagai kandidat bupati. “Itu karena aku memang mencari sosok pemimpin seperti dirinya. Jujur saat ini aku belum menemukan karakter pemimpin yang ideal. Tapi memang sulit dan bagaimanapun Temanggung harus ada yang memimpin.